Powered By Blogger

Sabtu, 20 November 2010

bukti kebesaran Allah SWT pada mahluk ciptaan-Nya

Para Pemangsa Ulung
Dalam ayat keenam dalam surat Hud, Allah menyatakan bahwa Dia menyediakan rezeki atau "makanan" bagi semua makhluk, yakni seluruh pemberian yang tersedia bagi kelangsungan hidup mereka.
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata. (Surat Hud: 6)
Jika kita perhatikan keadaan sekitar secara saksama dan bijaksana, akan terlihat dengan mudah bagaimana Allah "memberi makan" semua makhluk hidup. Semua makanan dan minuman merupakan benda yang "diciptakan" dan "dibuat". Air yang kita minum, roti, buah, dan sayuran yang kita makan, merupakan hasil penciptaan yang khusus.
Misalnya buah jeruk. Jeruk terbentuk pada dahan pohon, yang sebenarnya merupakan kumpulan kayu. Pohon itu menyerap mineral dan air dari tanah, lalu mengombinasikannya dengan energi yang diperoleh dari matahari. Jeruk yang dihasilkannya sangat berkhasiat bagi tubuh, sangat lezat dan harum saat dimakan. Selain itu, jeruk memiliki kemasan yang sangat sehat serta menarik secara estetika.
Bagaimana pohon dapat menghasilkan buah seperti itu? Mengapa buahnya bermanfaat bagi tubuh? Mengapa semua buah-buahan mengandung vitamin penting yang sesuai dengan musim tumbuhnya? Mengapa rasanya sangat lezat dan tidak pahit? Mengapa aromanya begitu harum dan tidak berbau busuk?
Tentu saja, pohon hanya tersusun dari kayu dan tidak mungkin dapat menghasilkan buah dengan sendirinya, lalu melengkapi buah itu dengan zat-zat yang penting bagi manusia. Sebagaimana Allah menjamin kehidupan manusia, Dia juga menjamin kehidupan hewan. Pada halaman-halaman berikut akan dibahas teknik-teknik berburu yang digunakan sebagian makhluk hidup untuk mencari makan.

Sebenarnya sangat mudah bagi manusia untuk memahami kekuasaan dan kekuatan Allah bila ia sungguh-sungguh mempelajari, dalam batas-batas kearifan dan logikanya, sistem yang dianugerahkan kepada hewan untuk mendapatkan makanan. Setiap hewan yang dibahas dalam bab ini hanyalah sedikit saja dari sekian banyak contoh agung yang disebarkan Allah di muka bumi.
Misalnya, betapa menakjubkan "teknik memangsa" yang dimiliki ikan pada halaman berikut. Ikan itu tidak mengejar mangsa, ataupun diam-diam mengintai lalu menyergap. Sekilas, ia tidak tampak berbeda dengan ikan lain. Namun, begitu siripnya ia angkat, seekor "ikan palsu" muncul pada punggungnya. Saat ikan lain mendekati ikan palsu kecil ini, tanpa menyadari pemilik sirip yang sesungguhnya, ia akan dimangsa dengan mudah.
Apakah ikan ini menciptakan sendiri sirip yang mirip ikan kecil ini? Atau, apakah ada serangkaian kebetulan yang membentuk sirip itu pada ikan? Mustahil ikan tersebut mampu merancang dan melakukan cara memangsa yang demikian hebat. Tak perlu diragukan lagi, semua kemampuan yang luar biasa tersebut membawa kita pada sebuah kenyataan: adanya Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Pencipta.
Labah-labah Pelompat
Biasanya, labah-labah membuat jaring dan menunggu serangga terperangkap. Namun sebaliknya, labah-labah pelompat justru mengejar mangsa. Dengan melompat gesit, ia mampu menangkap lalat yang terbang setengah meter di atasnya.
Untuk menghasilkan lompatan luar biasa ini, ia menggunakan kedelapan kakinya yang bekerja dengan prinsip tekanan hidrolis. Lalu, dengan tiba-tiba ia mencapai mangsa dan menusukkan rahangnya yang kuat. Lompatan ini biasanya dilakukan di tengah kerimbunan dedaunan. Labah-labah tersebut harus memperhitungkan sudut yang paling sesuai untuk melakukan lompatan yang berhasil, serta mempertimbangkan kecepatan dan arah mangsanya.
Yang lebih menarik adalah cara labah-labah ini menyelamatkan diri setelah menangkap mangsa. Ia bisa saja mati, sebab ketika melompat untuk menangkap mangsanya, ia meluncur ke udara dan dari ketinggian itu bisa jatuh terhempas ke tanah (labah-labah ini biasanya hidup di pucuk-pucuk pohon). Namun, labah-labah ini tidak bernasib demikian. Sebelum melompat, ia mengeluarkan benang yang menempel pada ranting pohon, sehingga tubuhnya tetap tergantung di udara dan mencegahnya jatuh ke tanah. Benang ini begitu kuat, mampu menahan beban labah-labah dan mangsanya sekaligus.

Keistimewaan lain yang menarik adalah, racun yang ia suntikkan mampu mencairkan jaringan tubuh mangsa. Jaringan tubuh yang telah dicairkan inilah yang ia jadikan makanan.
Tentu saja, kemampuan labah-labah ini tidak dihasilkan oleh kebetulan. Ia harus memiliki dua jenis keterampilan sekaligus: melompat, dan secara bersamaan, membuat benang yang mencegahnya jatuh. Bila tidak dapat melompat, ia akan kelaparan dan mati. Bila ia tidak dapat membuat benang atau benang itu tak cukup kuat, tubuhnya akan terhempas ke tanah. Oleh karena itu, ia harus mempunyai struktur tubuh yang sesuai untuk melompat dan juga suatu sistem untuk menghasilkan benang yang kuat saat ia mengangkat mangsanya.
Selain itu, labah-labah itu juga bukan sekadar sebuah mekanisme yang menghasilkan benang dan melompat, melainkan suatu organisme hidup yang rumit, beserta segala keunikan fisiknya secara utuh. Perkembangan kemampuan ini tidak boleh tertunda. Sebagai contoh, mungkinkah ada seekor labah-labah tanpa sistem pencernaan yang lengkap?
Sudut Pandang 360
Keunikan lain labah-labah pelompat adalah keistimewaan penglihatannya. Kebanyakan makhluk hidup, termasuk manusia, hanya dapat melihat ruang terbatas dengan kedua matanya dan tidak dapat melihat ke belakang. Labah-labah pelompat dapat melihat ke sekelilingnya, termasuk ke belakang, dengan menggunakan empat pasang mata pada bagian atas kepala. Dua di antaranya menonjol ke depan dari bagian tengah kepala seperti tabung reaksi. Dua mata yang besar ini dapat bergerak kiri-kanan dan atas-bawah di dalam rongga matanya. Keempat mata lainnya di sisi kepala tidak mampu melihat benda dengan utuh, tetapi dapat mendeteksi setiap gerakan di sekitarnya. Dengan cara ini, hewan ini dengan mudahmengetahui mangsa yang berada di belakangnya.
Kemampuan tiap mata labah-labah untuk melihat secara bebas-tanpa terpengaruh mata lainnya-membantunya melihat benda lebih cepat. Dalam gambar tampak mata yang berwarna gelap melihat ke kamera sedangkan mata yang berwarna cerah melihat ke arah lain. Kedelapan mata yang dimiliki labah-labah ini, serta sudut pandangnya yang 360 , merupakan hal yang menakjubkan, mengingat hewan lain kebanyakan hanya memiliki dua buah mata. Tentu saja ia tidak berpikir sendiri bahwa hal ini akan lebih bermanfaat, lalu membentuk mata tambahan. Dengan kata lain, kemampuan yang ia miliki tidak semata-mata terjadi secara kebetulan. Hewan ini telah diciptakan beserta segala kemampuannya.
Teknik Menyamar
Bila Anda ditanya, apa yang terlihat pada gambar atas, tentu Anda akan menjawab: "Ada beberapa ekor semut di atas dan di bawah daun." Sebenarnya yang terdapat di bawah daun adalah labah-labah pelompat yang sedang mengintai untuk memangsa sekawanan semut hidup. Labah-labah pelompat jenis ini begitu mirip dengan semut, sehingga semut pun mengira bahwa labah-labah itu temannya.
Satu-satunya perbedaan antara semut dan labah-labah adalah jumlah kakinya. Labah-labah memiliki delapan kaki sedangkan semut hanya enam. Untuk melenyapkan "cacat" ini, yang membuatnya mudah dikenali, labah-labah menjulurkan dua kaki depannya ke depan dan mengangkatnya ke atas, sehingga menyerupai antena semut.
Tidak hanya itu penyamaran yang dilakukan labah-labah. Hewan ini juga membutuhkan pola mata tertentu yang akan membuatnya mirip semut. Matanya sendiri tidak besar dan tidak berbentuk bintik gelap seperti mata semut. Namun, satu keistimewaan bawaan yang ia miliki membantunya memecahkan masalah ini. Labah-labah ini memiliki dua bintik besar di kedua sisi kepalanya. Kedua bintik ini menyerupai mata semut. (Perhatikan kedua bintik di sisi kepala labah-labah pada gambar di atas).
Ikan Dengan Pistol Air
Ikan ini mengisi mulutnya dengan air, lalu menembakkannya ke arah serangga yang bertengger pada cabang yang menggantung di atas air. Serangga itu jatuh akibat tembakan air tersebut, sehingga mudah dimangsa ikan. Patut dicatat bahwa selagi menyemprotkan air, kepala ikan tidak muncul ke permukaan, namun tembakannya tepat mengenai sasaran. Padahal, akibat pembiasan cahaya, benda yang dilihat dari bawah permukaan air letaknya berbeda dengan letak sebenarnya. Oleh karena itu, agar dapat mengenai sasaran di atas permukaan air dengan jitu, sudut pembiasan cahaya harus diketahui lebih dulu, lalu menembak sesuai dengan itu. Namun, ikan ini memiliki kemampuan bawaan untuk mengatasi masalah ini, sehingga ia mampu untuk selalu mengenai sasaran.
"Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Surat Al-Hasyr: 24)
Bagaimana Ular Berjalan Di Atas Pasir?
Ular padang pasir dapat bergerak cepat di atas pasir. Dengan melakukan kontraksi otot dadanya sedikit demi sedikit, ia dapat bergerak dalam bentuk huruf S. Gerakan ini dimulai dengan memilin tubuh, mengangkat kepala dan menjaganya tegak di udara. Ketika kontraksi otot yang menggerakkan tubuh ini diteruskan ke arah ekor, kepala bergerak maju dan menyentuh tanah. Sementara itu, kontraksi otot telah mencapai bagian ekor. Kontraksi baru menyebabkan ekor terangkat dari tanah dan sejajar dengan kepala. Gerakan semacam ini meninggalkan jejak paralel dengan kemiringan rata-rata 45 .
Selama ular bergerak, hanya dua bagian tubuh yang menyentuh pasir. Dengan pola gerakan ini, tubuh ular tidak akan hangus karena ia meminimalkan kontak dengan pasir yang sangat panas dan membakar.
Ular tidak mempunyai tulang rahang, sehingga ia dapat membuka mulutnya selebar mungkin. Pada gambar kiri, ular dapat melahap sebutir telur yang lebih besar daripada kepalanya. Telur perlahan-lahan ditelan seluruhnya, lalu dicerna.

Ular Derik
Detektor panas yang terletak pada rongga depan di dalam kepala ular derik mampu menangkap cahaya inframerah yang berasal dari panas tubuh mangsanya. Kemampuan mendeteksi panas ini demikian sensitif, sehingga dapat mengetahui kenaikan panas sebesar 1/300 kali dari semula. Dengan lidah yang bercabang sebagai organ penciuman, ular itu dapat merasakan adanya seekor tupai yang diam tak bergerak dari jarak setengah meter dalam kegelapan.
Setelah menentukan lokasi mangsa dengan tepat, ular itu merayap diam-diam mendekatinya tanpa menimbulkan bunyi. Ketika jaraknya telah cukup, ia menyerang, membengkokkan kemudian merentangkan lehernya untuk mencapai mangsa dengan sangat cepat. Seketika itu pula gigi pada rahangnya yang kuat telah siap ditancapkan. Rahang itu dapat terbuka selebar 180 . Semua ini terjadi dalam kecepatan sangat tinggi, setara dengan kecepatan mobil dari 0 km/jam menjadi 90 km/jam hanya dalam waktu setengah detik.
Panjang "gigi berbisa" kurang-lebih empat cm. Ini merupakan senjata paling tangguh untuk membuat mangsa tidak berdaya. Di dalam gigi ini terdapat saluran yang terhubung ke kelenjar bisa. Begitu ular menggigit, kelenjar ini berkontraksi dan mengalirkan bisa dengan kekuatan dahsyat melalui saluran di dalam gigi ke tubuh korbannya. Selain melumpuhkan sistem saraf pusat, bisa ular juga menyebabkan kematian korban akibat penggumpalan darah. Bisa ular sebanyak 0,028 gram cukup untuk membunuh 125.000 tikus. Efek bisa ular bekerja sangat cepat, sehingga mangsa tidak sempat melawan. Setelah itu, ular tinggal menelan mangsa yang telah ia lumpuhkan melalui mulutnya yang sangat elastis.

Meskipun semua orang tahu ular itu berbisa, hampir tak ada yang memikirkan bagaimana ini terjadi. Sesungguhnya, teknologi yang dimiliki hewan untuk membunuh mangsanya dengan racun merupakan hal yang sungguh mengherankan dan luar biasa. Mereka yang tetap menyangkal keberadaan Allah tentu tidak akan mampu menjelaskan bagaimana ular memperoleh kemampuan luar biasa ini. Sistem bisa di mulut ular sangat rumit dan canggih. Agar sistem ini berfungsi, ular harus memiliki "gigi berbisa" dengan saluran bisa di dalamnya, dan kelenjar bisa yang terhubung ke gigi tersebut. Ia juga harus menghasilkan bisa yang sangat kuat untuk melumpuhkan mangsanya, dan gerakan refleks bisa ini harus bekerja begitu ular menggigit mangsanya. Sistem multikomponen ini tak dapat berfungsi bila salah satu organ pendukungnya tidak ada. Andai demikian halnya, ular akan dimangsa hewan yang diburunya.
Kemampuan luar biasa untuk mendeteksi bau dan perubahan panas ini memperlihatkan betapa alam sangat terperinci dalam setiap detail desainnya. Inilah peristiwa luar biasa yang hanya bisa disebut sebagai "keajaiban". Alam tidak mungkin mampu menciptakan keajaiban yang "supernatural". Alam adalah sebuah nama bagi segala keteraturan di sekeliling manusia. Pencipta alam tentu saja bukan bagian dari alam itu sendiri. Hukum alam adalah hukum yang ditetapkan Allah, yang mengatur hubungan di antara semua makhluk ciptaan-Nya.
Menegaskan konsep secara tepat tentu akan membuka kebenaran sejati. Di sisi lain, membuat konsep yang membingungkan merupakan ciri-ciri orang yang tidak beriman. Mereka melakukan itu untuk menyembunyikan kenyataan dan mengingkari fakta penciptaan yang sangat jelas.

Pemangsa Ulung: Bunglon

Lidah
Lidah bunglon terlipat di dalam mulut seperti akordeon. Di tengah lidahnya terdapat tulang rawan berujung lancip. Ketika otot-otot bundar pada ujung lidah berkontraksi, lidah akan terjulur keluar. Ujung lidah ini dilapisi cairan kental seperti lendir. Saat jarak mangsa cukup dekat, bunglon dengan cepat menjulurkan lidahnya ke arah mangsa. Berkat ototnya yang berjalinan, lidah yang kental ini bisa mencapai 1,5 kali panjang tubuh bunglon. Rentang waktu lidah menempel pada mangsa hingga ditarik kembali ke mulut hanya 0,1 detik.
Penyamaran

Biasanya orang segera teringat pada bunglon bila berbicara tentang menyamar. Warna bunglon berubah sesuai dengan warna tempat ia berpijak. Gambar kiri memperlihatkan motif daun pakis yang tercetak di punggungnya. Perubahan cahaya dan suhu diduga menyebabkan munculnya motif ini. Namun, bunglon sendiri tidak menyadari kemampuannya mengubah warna tubuh yang menguntungkan ini. Tubuh bunglon memang diciptakan untuk secara otomatis mempunyai warna yang sama dengan sekelilingnya.
Pemangsa Yang Unik: Tumbuhan Venus
Selain hewan-hewan predator yang dijelaskan sebelumnya, terdapat pula beberapa jenis tumbuhan yang "memangsa" dengan cara mengagumkan. Salah satunya adalah "Venus", tumbuhan yang menangkap dan memakan serangga yang hinggap.
Tumbuhan ini mendapatkan mangsa dengan cara sebagai berikut: seekor lalat yang sedang mencari makan tiba-tiba menemukan tumbuhan yang sangat memikat: tumbuhan Venus. Bentuk tumbuhan ini mirip sepasang tangan yang sedang memegang mangkuk. Yang membuatnya menarik, selain warnanya yang merah menyala, tumbuhan ini juga mengeluarkan bau harum yang berasal dari kelenjar di sekitar kelopak. Lalat terpikat oleh bau harum ini dan mendarat di atas kelopak tanpa ragu. Ketika bergerak untuk mencari makanan, tanpa sengaja lalat menyentuh bulu-bulu kelopak yang tampaknya tidak berbahaya. Beberapa saat kemudian, kelopak menutup dengan cepat. Lalat terjepit kuat di antara dua kelopak tersebut. Tumbuhan Venus mulai mengeluarkan cairan yang "melarutkan daging" sampai bentuk lalat berubah menjadi semacam gel. Gel ini kemudian diserap tumbuhan.
Tumbuhan Venus menangkap lalat dengan kecepatan yang sungguh luar biasa. Kelopak menutup dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada kecepatan tangan manusia. (Cobalah menangkap lalat yang hinggap di telapak tangan. Kemungkinan besar Anda akan gagal, namun tumbuhan ini berhasil melakukannya). Bagaimana tumbuhan yang tidak memiliki tulang maupun otot ini dapat melakukan gerakan sedemikian cepat?

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ada sistem listrik pada tumbuhan Venus. Cara kerja sistem ini adalah sebagai berikut: gesekan serangga pada bulu kelopak diteruskan kepada reseptor yang terletak di bawah bulu. Bila gesekan mekanik ini cukup kuat, reseptor akan mengirimkan sinyal listrik ke seluruh permukaan kelopak, seperti gelombang air di kolam. Sinyal listrik ini diteruskan menuju sel-sel penggerak agar kelopak menutup tiba-tiba, dan akhirnya mekanisme diaktifkan untuk menyerap lalat.
Selain sistem stimulus pada tumbuhan, sistem mekanisme untuk menutup kelopak juga diciptakan dengan sempurna. Begitu sel-sel dalam tumbuhan tersebut menerima stimulus listrik, terjadi perubahan konsentrasi air di dalam sel. Sel-sel kelopak mengeluarkan air dari tubuh mereka. Peristiwa ini mirip dengan kempesnya sebuah balon. Sebaliknya, sel-sel di luar kelopak menyerap kelebihan air dan kemudian mengembang. Proses menutupnya kelopak ini sama persis dengan saat manusia menggerakkan tangannya; satu otot berkontraksi dan satu otot mengendur.
Lalat yang terjebak di dalam kelopak sebenarnya menyentuh bulu-bulu kelopak berkali-kali, menyebabkan sinyal listrik dilepaskan kembali sehingga kelopak menutup lebih rapat. Sementara itu, kelenjar-kelenjar pencernaan pada kelopak pun mulai diaktifkan. Akibat stimulus ini, kelenjar-kelenjar itu membunuh serangga dan melarutkan tubuhnya perlahan-lahan. Jadi, tumbuhan memakan cairan pencernaan yang telah berubah menjadi hidangan lezat dengan diperkaya protein tumbuhan tersebut. Pada akhir proses pencernaan, mekanisme yang telah menyebabkan kelopak tertutup kemudian bekerja kembali secara terbalik untuk membuka kelopak.
Sistem ini juga memiliki keistimewaan lain yang menarik: untuk menutup kelopak, bulu-bulu harus disentuh dua kali berturut-turut. Sentuhan pertama membangkitkan muatan listrik statis, namun tidak membuat kelopak menutup. Kelopak hanya dapat menutup pada sentuhan kedua setelah muatan listrik statis mencapai batas tertentu dan dilepaskan. Dengan mekanisme ganda ini, kelopak tidak akan menutup tanpa kehadiran mangsa. Misalanya, kelopak tidak akan menutup saat terkena setetes air hujan.
Sekarang, mari renungkan sistem yang sangat canggih ini. Keseluruhan sistem harus ada dalam waktu bersamaan untuk dapat menangkap dan mencerna mangsa. Bila salah satu komponen sistem tidak ada, berarti tumbuhan itu akan mati. Misalnya, bila tidak ada bulu di dalam kelopak, kelopak tak dapat menutup karena tidak akan terjadi reaksi apa pun pada tumbuhan meskipun serangga berjalan bolak-balik di dalam kelopak. Demikian pula, jika mekanisme menutupnya ada, namun sama sekali tidak ada kelenjar pencernaan, keseluruhan sistem tidak akan berguna. Singkatnya, bila salah satu unsur dari sistem ini tidak ada, tumbuhan akan mati.
Tumbuhan Venus, sejak diciptakan, pasti telah memiliki kemampuan seperti itu. Tumbuhan ini tentu tidak sekonyong-konyong berubah menjadi pemangsa serangga. Pasti bukan mantra ajaib "kebetulan" yang membuat tumbuhan ini menjadi pemangsa profesional.
Hal yang paling penting adalah pemangsa terampil ini tidak mempunyai kemampuan berpikir. Andai saja makhluk hidup ini bukan tumbuhan nelainkan hewan, pendukung teori evolusi mungkin akan mengklaim bahwa hewan tersebut telah mengalami kemajuan dengan sendirinya karena keterlibatan seluruh "alam". Akan tetapi, yang dibahas di sini adalah sistem yang ditemukan pada suatu tumbuhan, makhluk tanpa otak atau struktur serupa otak, dan tentu saja tidak "sadar". Tumbuhan itu bahkan tidak menyadari bahwa yang ia sedang memangsa. Ia juga sudah diciptakan dengan suatu sistem yang membuatnya mampu mencari makan sendiri tanpa harus susah payah, sama seperti tumbuhan lainnya.